Jumat, 28 November 2008

Ilmiah Shalat


Shalat: Yoga-nya Islam

http://xfisherman0.wordpress.com/
Buktikan Maha Pentingnya Shalat dan Pentingnya Yoga
Alasan paling mendasar di balik keserupaan Islam dan yoga adalah ajaran metafisika tentang Advaita Vedanta, yang memiliki kesamaan dengan rukun Islam pertama yakni tauhid (keesaan Tuhan). Seluruh esoterisme konvensional mempunyai keselarasan dengan segala sesuatu yang inderawi, karena asal muasalnya di alam ideal. Penampakan di alam material merupakan turunan dari prototipnya di alam ideal (dikenal sebagai al-a’yan al-tsabitah dalam metafisika Ibn Arabi). Dunia yang terbatas sebagaimana yang tampak ini tak lain hanyalah pertanda akan adanya realitas ideal, yang akan kembali ke bentuk asal idealnya. Karena itu, Advaita Vedanta dan ajaran metafisika Islam menyepakati fakta bahwa Tuhan adalah Kebenaran Tunggal; dan selainnya adalah terbatas, insidental, dan musnah, sebagaimana pandangan tunggal akan kebenaran dalam Advaita Vedanta senafas dengan prinsip tauhid Islam.
Peristiwa perjalanan malam hari Nabi Saw ke langit (Mi’raj), dapatlah dipersamakan dengan peristiwa serupa dalam yoga. Nabi Saw naik ke langit dengan mengendarai Buraq, dan menembus perjalanan tujuh langit sampai ke arasy Allah. Serupa dengan ini, dalam yoga, Kundalini adalah seorang shakti perempuan (kekuatan) yang bersemayam di atas biji kaktus dan naik melalui tujuh tingkatan (dilambangkan dengan tujuh cakra) menuju puncak pembebasan (brahmarandhra).

Shalat dan âsana
Hatha-yoga (salah satu bagian yoga) sangat mirip dengan shalat. Gerakan-gerakan fisik dalam shalat sangat mirip dengan gerakan âsana yoga. Arti harfiah dari kata shalat, yakni membungkukkan pinggang juga dipraktekkan dalam yoga. Berbagai pose dalam hatha-yoga amat mirip dengan pose-pose dalam shalat, seperti pose berdiri, rukuk, sujud, duduk, dan salam.
Hikmah melakukan shalat adalah supaya dapat menggabungkan seluruh gerakan-gerakan dasar seperti ini menjadi sebuah rangkaian gerakan yang padat dan mengalir, membentuk sebuah rangkaian latihan fisik yang sempurna dan serbaguna untuk kesehatan, yang bisa dilakukan tanpa harus melakukan latihan fisik dan mental yang berat; dan dapat dilakukan setiap orang yang berminat melakukannya.

Pose Berdiri
Tadasana (pose gunung) dalam yoga adalah dasar bagi semua pose âsana berdiri karena seorang yogi (pelaku yoga) selalu mulai dengan pose berdiri ini dan akan kembali pada pose ini sewaktu menyelesaikan seluruh rangkaian pose berdiri. Ini mirip sekali dengan pose berdiri dalam shalat. Pose berdiri (qiyam) dalam shalat adalah latihan yang tenang untuk menegapkan seluruh tubuh seperti kaki, paha, dan tulang belakang secara serempak. Dalam posisi ini, pelaku shalat mengokohkan kakinya ke bumi sementara kepalanya tegak lurus ke arah langit. Pose ini memiliki arti penting metafisik yang luar biasa, untuk meluruskan kemunafikan pikiran manusia, karena berpikiran lurus/tulus merupakan prasyarat mendasar dalam Islam.

Rukuk
Dalam menjelaskan arti penting tulang belakang, para yogi (pelaku yoga) mengatakan bahwa kekuatan manusia tergantung pada kekuatan tulang belakangnya; kekuatan ini antara lain dapat dilatih dengan membungkukkan tubuh ke depan sehingga kepala sejajar dengan lutut (tangan bertumpu pada lutut). Karena seluruh saraf tubuh berpusat pada saraf tulang belakang yang berada di antara tulang punggung, maka tulang punggung yang sehat amat penting sekali buat kesehatan seluruh tubuh dan pikiran.
Perlu banyak latihan yang sabar dan tekun untuk menjaga tulang belakang tetap lentur, dan hanya para pelaku yoga yang tekun saja yang berhasil melakukan latihan ini. Karena Islam merupakan seruan untuk semua orang, maka cara Islam dalam melenturkan tulang belakang ini adalah dengan cara yang mudah dan dapat dilakukan setiap orang. Posisi rukuk dalam shalat hanya menuntut seseorang membungkuk sehingga kedua tangannya bertelekan di lututnya. Namun, pelenturan yang minimal ini sangat berguna untuk menjaga kesehatan tulang belakang. Melakukan rukuk secara berulang-ulang akan mempersiapkan tulang belakang untuk melentur ke depan secara pas/tepat, yang menghasilkan kekuatan memadai.

Sujud
Dengan beredarnya darah melewati seluruh pembuluh darah dan urat nadi, jantung akan berfungsi dengan baik dan memadai. Tapi syaratnya, perlu latihan yang pas untuk sirkulasi darah yang cukup ke seluruh tubuh. Terlebih lagi untuk memompa darah segar ke otak melalui pembuluh darah leher dan menarik kembali darah dari kaki ke jantung secara terus-menerus dan berlawanan dengan tarikan gravitasi bumi. Inilah alasan kenapa dua asana yang paling vital dan sangat membantu adalah sarvangâsana (posisi kayang, yaitu posisi melentingkan badan bertumpu pada kedua buah telapak tangan dan kaki hingga menyerupai busur), dan sirsâsana (posisi badan terbalik, berdiri bertumpu pada kepala).
Shalat mengambil aspek paling pokok dari pose yang dimaksud, yakni dengan menundukkan kepala di bawah jantung ketika sujud, ketika pelaku shalat bersimpuh menjatuhkan keningnya ke atas tanah untuk bersujud kepada Allah Swt. Dalam Al-Quran, kata sujjaad (bentuk jamak dari saajidah—orang yang bersujud) terulang tidak kurang dari 90 kali. Maka, ditinjau dari segi apa pun, sujud merupakan pose shalat paling penting.
Ketika kepala diletakkan di lantai, ia berada lebih rendah daripada bagian-bagian tubuh lainnya dan ini sangat membantu mengalirkan darah segar (beroksigen) ke otak untuk menjaganya tetap sehat dan sadar. Ini persis seperti setengah dari sirsâsana, yang membantu menarik darah ke otak dan setengah tubuh bagian atas termasuk mata, telinga, hidung dan paru. Dengan fungsi ini, sujud sangat membantu mengusir kelelahan seseorang sekaligus menyegarkan pikiran.
Ditambah lagi, selama bersujud, kedua tangan pelaku shalat tetap diletakkan di atas lantai dekat kedua sisi kepala atau telinganya. Ketika ia bangkit berdiri dari sujud, ia menekan kedua tangan ini secara serempak ke tanah (sesuai dengan hukum Newton III) dan mengangkat kepala dan berdiri. Tekanan tegak lurus kedua tangannya ke arah lantai membantu membentuk otok tangan dan dada; dan menghasilkan kekuatan pada kedua lengan, siku, dada dan pergelangan tangan. Ini sangat mirip sekali dengan latihan fisik yang mengambil dasar gerakan membungkuk dan meregangkan otot.
Fungsi serupa berguna buat kaki. Ketika pelaku shalat bangkit berdiri dari sujud, ia menekankan jari kakinya pada lantai, yang membantu membentuk otot-otot kaki dan bagian-bagian kaki lainnya.
Pose Duduk
Kata asana dalam bahasa sansekerta berarti “duduk”, sebagaimana pose duduk dalam ragam latihan yoga. Ragam pose duduk ini memiliki berbagai nama âsana yang berbeda-beda. Pose-pose paling dasar untuk bermeditasi adalah pose-pose duduk, terutama pose Teratai. Pose duduk dalam shalat hampir-hampir dapat disamakan dengan pose Intan (vajrâsana), yang sungguh mudah dipraktekkan para yogi maupun pelaku shalat. Membandingkan dengan shalat, Swami Shivanand dalam bukunya, Yoga Asanas, mengatakan:
“Asana ini (pose duduk) kurang lebih mirip dengan pose shalat, yakni pose ketika seorang muslim duduk dalam shalat.”
Terlebih lagi, baik vajrâsana maupun jalsah tampak sama dengan pose zazen dari Jepang. Itu sebabnya seorang pelaku shalat dapat dengan mudah duduk lama dalam pose vajrâsana yoga. Seorang muslim yang taat menunaikan shalat dengan tepat waktu dapat dengan mudah duduk dalam berbagai pose yoga seperti Teratai, karena kaki dan sendi-sendinya sudah terbiasa melakukan latihan seperti ini.
Selama duduk dalam shalat, seorang pelaku shalat membaca attahiyyaat…, lalu mengangkat telunjuk tangan kanannya ke depan sambil membaca syahadat, “asyahadu allaa ilaaha illallah, wa asyahadu anna muhammadarrasulullah, untuk bersaksi akan keesaan Allah; sementara ibu jari dan jari tengah tetap agak mengepal, menempel di bagian atas lutut dengan kedua ujungnya menyatu sehingga hampir-hampir membentuk sebuah lingkaran. Pose yang sama diambil ketika duduk dalam pose Teratai, yakni yoga mudra yang ternyata merupakan meditasi, yang dilakukan (antara lain) dengan membentuk jari telunjuk dan ibu jari menjadi sebuah lingkaran.
Gerak Salam
Sesuai dengan caranya, tahapan praktek yoga biasanya berakhir sebelum relaksasi paling akhir, dengan sebuah gerakan memutar seluruh tulang belakang (ardha matsyendrâsana) ke sebelah kanan dan kiri. Latihan ini membantu melepaskan tulang belakang dari (pengaruh) pose-pose lainnya, yang menjaga semuanya (semua bagian tubuh) jadi tetap seimbang.
Dengan cara yang hampir sama, shalat diakhiri dengan mengucapkan salam dengan memutar kepala ke arah pundak kanan dan pundak kiri. Gerakan salam ini melatih tulang tengkuk dan barangkali beberapa tulang dada. Juga berguna untuk menjaga leher tetap lentur, dan memang sejalan dengan pola shalat yang membawakan versi ringan âsana yoga. Mengulang-ulang gerakan ini membantu menghilangkan penyebab rasa sakit di area pundak dan bagian atas punggung, di samping memberikan kekuatan tambahan.
Pernafasan
Dalam yoga, Islam ataupun semua prinsip pengobatan lainnya telah ditekankan betapa pentingnya pernafasan yang benar, yang baik untuk terus-menerus meningkatkan kesehatan tubuh dan pikiran. Relaksasi dan menggerakkan seluruh anggota tubuh, menenangkan dan mengkonsentrasikan pikiran, menyuplai energi untuk seluruh makhluk hidup, akses ke ranah spiritual, kesemuanya bergantung pada pernafasan seseorang.
Karena pernafasan dan ruh sangat erat kaitannya, maka dalam kebanyakan bahasa, dua kata ini (yakni pernafasan dan ruh) memiliki arti yang sama. Arti puncak dari kedua kata ini mengikhtisarkan seluruh fungsi pernafasan dalam yoga.
Islam memberikan tekanan lebih besar pada pernafasan yang benar dan nyaman karena sebelum melakukan shalat, agama ini telah menetapkan persiapan wudhu, yang di dalamnya lubang hidung perlu dibersihkan dengan menghirup air ke dalamnya dan segera menghamburkannya keluar, yang membersihkan lubang-lubang hidung yang memungkinkan lubang hidung mudah bernafas tanpa halangan apa pun. Selain itu, ketika seorang mushalli membacakan ayat-ayat suci Al-Quran, secara teratur ia berhenti sebentar-sebentar pada waktu-waktu waqaf (saatnya berhenti sebentar untuk menarik nafas), lalu melanjutkan bacaannya. Cara ini sangat membantu memberikan oksigen yang cukup ke dalam tubuh karena ini dilakukan dengan pernafasan yang tepat.
Terlebih lagi, ketika seseorang bernafas di luar shalat, hanya dua pertiga dari udara di dalam parunya yang dihembuskan, sementara sepertiga sisanya tetap di dalam paru layaknya udara sisa. Tapi ketika seorang pelaku shalat bernafas dalam pose sujud, maka sepertiga sisa ini pun ikut terhembuskan juga, yang sangat penting buat kesehatan paru, karena ini meminimalkan ancaman penyakit paru. Belum lagi, makin sering bersujud akan mengurangi bahaya hernia (turun bero) dan penyakit wasir.
Meditasi
Meditasi secara umum berarti mengerahkan konsentrasi pikiran hanya kepada Tuhan dan juga melarutkan jiwa dalam mengingat-Nya, atau dapat pula diartikan sebagai tindak berhubungan secara ruhani dengan Allah. Keadaan ini biasanya tercapai melalui kegiatan ibadah kepada Allah, karena meditasi dan ibadah memang memiliki sifat yang hampir sama.
Pada bagian ke 23 dalam Yoga Sutra, Patanjali mengakui adanya pencapaian pengetahuan ruhani melalui pengabdian (ibadah) kepada Allah (isvara pranidhana). Sutra adalah jenis karya sastra yang singkat padat. Karena Patanjali tidak lebih jauh menjelaskannya, beberapa komentator menganggap bahwa konsepnya tentang Tuhan tak lebih dari sekadar figur yang dia bayangkan sendiri; dan itulah sebabnya konsep Tuhan menjadi tidak begitu penting dalam praktek yoga. Tapi kenyataannya adalah, tidak ada yang melebihi kebenaran karena satu segi paling menonjol yang mempersamakan antara metafisika darsana yoga dan metafisika darsana Sankhya dalam Kapila (sebuah analisis non-teistik tentang elemen-elemen kosmos dan kesadaran), adalah eksistensi Tuhan dalam yoga. Konsep seperti ini menjadikan yoga begitu berbeda (dari yang dibayangkan semula) dan membuatnya sejalan dengan Islam.
Bagaimanapun, sejauh menyangkut konsep Tuhan yang dianut Patanjali, terungkap bahwa ia memanggil Tuhan dengan Ishvara. Menurut semua mitologi Hindu, ada sebuah kuil dewa (pantheon), yang juga disembah layaknya Wujud Tertinggi yakni Tuhan. Tapi kata Ishvara dalam bahasa Sansekerta, berarti hanya satu Wujud Tertinggi, yang Mahakuasa dan Mahatahu. Dalam Islam, Tuhan dikenal dengan nama kata Arab, Allah, seperti pada kalimat syahadat pertama Lailaha illallah.
Karena itu, konsep Patanjali tentang universalitas ketuhanan menunjukkan bahwa meditasi dalam yoga tidak hanya terbatas pada kepercayaan panteistik mana pun, tapi ia didasarkan pada konsentrasi satu Tuhan. Di India, yoga telah digunakan untuk ragam perspektif agama yang tak terbatas, dan manfaatnya bagi agama-agama lain termasuk Islam.
Tidak ada satu pun tipe yoga yang spesifik dikhususkan untuk Hindu, Islam atau agama lainnya sejauh menyangkut teknik-teknik dan gerakan-gerakannya, tapi ia sangat membantu pelaku setia ibadah apa pun. Yoga pada dasarnya dimaksudkan untuk mengkonsentrasikan dan mengheningkan pikiran; dan ketika konsentrasi itu diarahkan pada satu Tuhan, maka pelaku yoga telah dapat memasuki inti agamanya dan memperoleh kebahagiaan spiritual seperti dapat dialami ketika melakukan shalat.
Lebih jauh, meditasi (traTaka) merupakan teknik yoga yang dilakukan untuk mengarahkan perhatian seseorang pada satu titik karena ia mengandung gerakan memfokuskan pandangan pada satu titik. Karenanya, selama pelaksanaan shalat, praktek traTaka dapat dilakukan dengan memfokuskan pandangan pada satu titik tempat sujud, yakni tempat kening ketika bersujud. Sedang dalam rukuk, traTaka difokuskan pada titik antara dua jempol kaki.
Tujuan di balik gerakan ini, dalam perspektif yoga, adalah untuk mengkonsentrasikan perhatian pada shalat dan menjaganya tetap tak tergoyahkan sehingga pandangan tidak boleh menyimpang dari titik yang telah ditetapkan. Karenanya, ini sangat membantu meraih pikiran yang hening dengan membersihkan diri dari pikiran duniawi yang terus mengusik dan menggoda.
Tambah lagi, ketika bersujud, si pelaku shalat harus memfokuskan pandangannya pada tempat hidung dia, yang sangat berguna untuk meningkatkan dan merawat penglihatannya. Kebanyakan spesialis mata menganjurkan untuk mengkonsentrasikan pandangan pada titik hidung atau telunjuk secara berulang-ulang, yang dianggap merupakan latihan yang baik untuk meningkatkan penglihatan. Ini begitu bermanfaat sehingga membantu orang-orang yang memakai kacamata untuk mengurangi ketergantungan memakai kacamata dan terkadang membuat mereka sembuh total dan tidak memakai kacamata lagi, yang sering digunakan untuk memperoleh penglihatan normal.
Kebersihan
Jenis latihan apa pun dan kebersihan begitu bertautan erat, dan begitu juga ketika melakukan gerakan-gerakan yoga yang membutuhkan kebersihan tubuh dan pikiran. Akan sangat berguna menyebutkan syarat-syarat shalat, yang pelaksanaannya memerlukan pembersihan diri dengan prinsip-prinsip tertentu. Dan ini adalah kewajiban Islam seperti mandi besar dan wudhu.
Meskipun terdapat beberapa tingkat perbedaan antara shalat dan yoga dalam hal pembersihan diri, namun ada satu segi yang sama-sama berlaku bagi keduanya, yakni menggunakan air untuk membersihkan saluran-saluran nafas (mulut, tenggorokan dan hidung). Dalam yoga kriya (praktek membersihkan diri) yang disebut jala neti, terdapat gerakan menyerap air ke dalam lubang hidung sehingga ia mengalir melalui sinus dan keluar melalui lubang hidung lain. Dan dalam wudhu, baik untuk shalat ataupun kewajiban Islam lainnya, hal ini dilakukan secara lebih sistematis.

1 komentar:

  1. semoga bermanfaat, krn sebaik-baik manusia adalah yang bermanfaat bagi oang lain

    BalasHapus